Kebutuhan Teori Dalam Praktek Konseling


KEBUTUHAN TEORI DALAM PRAKTEK KONSELING

Konselor perlu menggunakan toeri sebagai dasar untuk menerapkan asumsi-asumsi tentang sifat konseling dan sifat dasar manusia, menetapkan tujuan dasar umum konseling, menetapkan teknik atau metode yang tepat untuk digunakan sebagai wahana mencapai tujuan tersebut, menstruktur peran dan tanggung jawab konselor dan konseli dalam hubungan konseling, serta peran diagnostik dan tes psikologis dalam proses konseling. Corey & Corey  (1984) mengibaratkan konselor yang melakukan konseling tanpa menggunakan teori seperti halnya terbang ke planet tanpa peta dan instrumen. Bahkan Corey (1991) menyatakan secara ekstrim, tanpa teori konselor tidak pernah mampu membawa konseli mencapai perubahan. Singkatnya teori konseling merupakan “peta” proses konseling serta apa yang harus dilakukan oleh konselor untuk membantu konseli mencapai tujuan yang diinginkan ( Hackney & Cormier, 2001).  
Meskipun teori sangat diperlukan dalam setiap praktek konseling, kita tidak perlu melihat teori sebagai suatu struktur yang kaku yang mempreskripsikan tentang langkah-langkah khusus yang harus kita lakukan dalam proses konseling, tetapi kita melihat teori dalam seperangkat aturan umum yang dapat kita gunakan untuk menetapkan apa yang perlu kita lakukan. Demikian pula, seperti yang telah dikemukakan, kita harus selalu menyadari bahwa setiap teori mengandung kelemahan dan kelebihan. Kita perlu mengambil sikap kritis terhadap setiap teori.

Pendekatan itu tampak masuk akal jika kita mau mengakui atau ketika kita dihadapkan kepada realitas obyektif bahwa konseli yang kita bantu adalah individu yang sangat kompleks prilakunya. Para konselor Barat pada era yang lebih belakangan ini lebih senang menggunakan berbagai kombinasi teori, baik yang dikemas dalam label pendekatan komprehensif, eklektik, maupun multidisiplier atau multi dimensional. Menurut para ahli modern – terbentuk sebagai interaksi antara kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya, kekuatan lingkungan, dan hasil-hail belajarnya (Fuhrmann, 1990; Lerner & Hultsch, 1983; Papalia & Old, 1995), dan kekuatan interaksi  dapat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya  
Daftar Pustaka :
Corey, G, 2005. Theory and Practice of Counseling and Psycoterapy (6th . ed). Calofornia: Brooks/Cole Publishing Company
Darminto, E. 2007. Teori-Teori konseling. Surabaya: University press.
Hackney, H.L., & Cormier, Ls. 2001. The professional Counselor. A Process Guide to Helping. 4th. Ed. Boston: Allyn & Bacon.
Thompson, Cl., & Rudolph, LB., & Henderson, D. 2004. Counseling Children. 6th .Ed. Ch. 1-2, p. 1-69. Australia: Thomson, Brooks/Cole
Share:

No comments:

Popular Posts

Recent Posts