Macam-macam Konseling

KONSELING ADLERIAN
DERINISI KONSELING
 Suatu teori dan praktik konseling yang berakar pada teori psikologi individual yang dikembangkan oleh Alfred Adler dan para pengikutnya
 Adler adalah murid kesayangan Sigmund Freud yang kemudian memisahkan diri karena merasa tidak sependapat dengan beberapa gagasan (pemikiran Freud)

TUJUAN KONSELING
1. Umum:
Membantu individu menjadi manusia dewasa yg sehat secara pribadi dan sosial:
a. Mandiri secara fisik dan emosi,
b. Produktif
c. Mampu menjalin kerjasama dg orang lain untuk mencapai tujuan2 hidup
2. Khusus:
a. Membantu individu memahami kesulitannya yg disebabkan oleh logika dan gaya hidup yg keliru
b. Membantu indiviu mengubah pola pikir awal dalam rangka menangani inferioritas, ketergantungan, kegagalan; dan mengembangkan rasa p diri dan minat sosial
KARAKTER INDIVIDU YANG SEHAT
Orang sehat = minat sosial tingi = well adjusted, dg ciri-ciri:
1. Menghormati hak orang lain
2. Toleran
3. Dapat bekerja sama dg orang lain
4. Suportif
5. Konsep diri positif
6. Sense of belonging
7. Punya tujuan hidup
8. Tulusan
9. Mau berbagi
10. Menekankan pada kebersamaan

PROSES KONSELING
1. Proses konseling dimulai dg identifikasi masalah, pengembangan hubungan konseling kolaboratif, eksplorasi dan analisis masalah, pengembangan insight, reorientasi dan perubahan
2. Dalam hubungan konseling konselor bertindak sebagai:
a. Fasilitator yg mengkomunikasikan sikap suportif untuk membantu klien memperoleh rasa percaya diri, mau mengambil resiko, dan menerima ketidaksempurnaannya
b. pendidik yang berusaha membantu klien mengembangkan m inat sosial, mengajar klien memahami kesulitan, dan cara mengubah perilakunya;
Model yg harus memberikan contoh ttg cara berpikir logis, mencari makna, dan berkolaborasi dg orang lain

TEHNUK KONSELING
Menggunakan banyak teknik (pendekatan), di antaranya:
a. Keterampilan interpersonal: verbal & non verbal
b. Bertanya à eksplorasi
c. Dorongan à penerimaan & pengakuan
d. Interpretasi & konfrontasi à insight
e. Teknik-teknik lain: tugas rumah, humor, advise

APLIKASI
a. Dapat diterapkan untuk berbagai kelompok usia
b. Sangat cocok untuk anak-anak
c. Dapat digunakan sbg kerangka kerja konseling perkawinan dan karier
d. Bantuan holistik

KONTRIBUSI
a. Memberikan inspirasi bagi pengembangan teori2 psikologi lain seperti: May, Frankl, Rogers, Maslow
b. Memberikan pengaruh pada teori konseling lain seperti: eksistensial, kognitif, realita, rogerian, dan gestalt
c. Penekanan pada nilai sosial


KRITIK
a. Kurangnya data penelitian
b. Verifikasi/validasi masih terbatas
c. Banyak konsep2 yg diajukan Adler masih terkesan abstrak
d. Tulisan2 Adler tentang formulasi teoretiknya kurang sistematis


KONSELING EKSISTENSIAL
POKOK TEORI
1. Merespon Dehumanisasi
 Sebagai efek perkembangan industry dan Urbanisasi
2. Kengembalikan Sense Of Humanness
3. Berbagai persoalan hidup, berakar dari isu kebermaknaan
 Ketiadaan, Alinasi ( Keterasingan), Ketidakberdayaan, Kebebasan, Rasa bersalah, cemas
4. Kegagalan menangani isu tersebut, menimbulkan gangguan prilaku
5. Semua manusia memiliki potensi untuk menangani isu tersebut

TUJUAN KONSELING
1. Membantu Klien/Konseli menemukan nilai, makna, dan tujuan
2. Membantu Konseli agar :
a. Lebih sadar
b. Mampu memilih dan bertindak
c. AktualisasiI
d. Hidup bersama

PROSES KONSELING
KONSELING merupakan bentuk aliansi terapiutik antara konselor dengan konseli

TEKNIK KONSELING

1. Penggunaan pribadi konselor
2. Penghayatan dunia obyek dan subyektif klien
3. Pemgungkapan makna
4. Pertumbuhan pribadi
5. Konseling logo => Penemuan makna
6. Paradoxical Intrntion è Untuk mendorong konseli melawan dirinya sendiri
7. DerefleksiI è Membantu konseli menangani perasaan tidak bermakna



TEORI KONSELING GESTALT
A. SIFAT DASAR MANUSIA
SIFAT POSITIF
1. Mampu mengarahkan diri dan mencapai apa yg diinginkannya;
2. Mampu mencapai a sense of unity dan integrasi pribadi
3. Dapat memecahkan sendiri setiap kesulitan/masalah yg dihadapinya, mesklipun kadang2 mereka membutuhkan bantuan dari orang lain
B. KARAKTER MANUSIA SEHAT
1. Berada dalam keutuhan, memperlihatkan kepribadian yang terintegrasi
2. Menbempatkan diri selalu berada dalam sentuhan lingkungan (menjaga ontak dg lingkungannya, dapat menyesuaikan diri secara seimbang)
3. Tertentukan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh lingkungan (self reliant, otonomous)
4. Memiliki kesadaran penuh tentang diri dan lingkungannya
5. Tidak membiarkan masalah tak terpecahkan (menjadi usrusan tak terselesaikan)
C. PERKEMBANGAN GANGGUAN PRILAKU
Manusia memiliki masalah karena
1. Memiliki kesadaran yg rendah ttg diri dan lingkungannya
2. Kurang memiliki kontak dg lingkungannya
3. Membiarkan dirinya dikendalikan oleh lingkungan, tidak tahan terhadap pengaruh/tekanan
4. Membiarkan masalah tak terpecahkan/senang memendam masalah
5. Membiarkan dirinya terfragmentasi/ terpolarisasi menjadi bagian2 /tak dapat bertindak dan bereaksi sebagai organisme yg utuh
D. TUJUAN KONSELING
1. Membantu klien agar dapat membantu dirinya sendiri untuk tumbuh dan berkembang – menjadi matang, mengarahkan dan bertanggung jwb bagi hidupnya sendiri
2. Mencapai kesadaran (diri & lingkungan) yg lebih mendalam
3. Mengajar klien untuk mengambil tg jwb bagi dirinya sendiri
4. Membantu klien mencapai integrasi pribadi shingga dapat bertindak scr sistematis dan efisien
5. KEBERHASILAN KONSELING:
KLIEN è KESADARAN è TG JWB è SELF-SUPPORT

E. TEORI KONSELING
5 lapisan neurosis:
1. Phony: orang berusaha menjadi apa yg tak ia inginkan (palsu) à ditandai oleh banyak konflik yg tak terpecahkan
2. Phobic: orang menyadari ttg kepalsuan yang dimainkannya, menyadari ketakutan2nya à pengalaman yg menakutkan
3. Impasse: menyadari bahwa dirinya tak mengetahui cara terbaik untuk memecahkan kesulitan2nya
4. Implosive: menyadari ttg cara2 ia membatasi dirinya dan mulai bereksperimen dg perilaku2 baru di dalam seting konseling
5. Explolsive: jika eksperimen dg perilaku barfu berhasil di luar seting konseling à eksplosif à menemukan energy yg telah disia2kan untuk hanya untuk memelihara kepalsuan

F. ASUMSI
1. Orang yg memiliki kesadarn tinggi tentang kebutuan dan lingkungaannya, akan mengetahu masalah mana yg dapat dan tak dapat dipecahkan.
2. Kunci keberhasilan dalam membuat penyesuaian adalah tanggung jawab


KONSELING KOGNITIF BACK
A. SIFAT DASAR MANUSIA
1. Manusia memiliki potensi untuk membuat kesalahan kognitif
2. Kesalahan kognitif disebabkan oleh banyak faktor: kecenderungan genetik, pengalaman sepanjang hayat (peristiwa traumatik), dan akumulasi pengetahuan dan belajar (pengaruh negatif orang lain).
3. Gangguan kognitif terbentuk pada masa kanak-kanak dan direfleksikan dalam bentuk keyakinan fundamental orang dewasa
4. Jika anak telah mengalami gangguan kognitif, mereka menjadi rentan terhadap berbagai problema yg berkaitan dg peristiwa hidup

B. PERKEMBANGAN GANGGUAN
 Gangguan perilaku disebabkan oleh adanya gangguan kognitif (adanya distorsi kognitif)
 Kognisi salah à emosi tidak tepat à tindakan tidak adaptif
 Gangguan dapat dilihat dari 4 tingkatan:
 Pikiran otomatis
 Keyakinan tingkat tinggi
 Keyakinan inti
 Skema è kerangka kognitif terdiri sejumlah ide yg
terorganisasi.

C. TUJUAN KONSELING
Membantu klien mengidentifikasi adanya kesalahan2 dalam sistem pengolahan informasi dan kemudian memodifikasikannya, dg cara membantu klien mengidentifikasi pikiran otomatis dan keyakinan intinya dan kemudian mempertalikan dg emosi dan perilakunya dan kemudian meluruskannya

D. PROSES KONSELING
1. Merumuskan agenda
2. Mengukur dan menetapkan intensitas mood klien
3. Mengidentifikasi dan memeriksa ulang masalah klien
4. Mendorong klien mengatakan apa yg ia harapakan (perubahan yg diinginkan)
5. Mendidik klien ttg konseling kognitif dan perannya dalam program perlakuan
6. Memberikan informasi ttg kesulita2 pribadi dan hasil2 analisis (diagnosis)
7. Merumuskan tujuan
8. Melaksanakan program bantuan
9. Memberikan tugas rumah antara sesi-sesi
10. membuat rangkuman hasil yg dicapai pada setiap sesi
11. Meminta umpan balik dari klien pada akhir sesi

E. TEHNIK KONSELING
Menggunakan banyak teknik yg umumnya bersifat kognitif tetapi juga meminjam dari perilaku, di antaranya:
1. Penjadwalan ulang
2. Imajeri mental dan emosional
3. Pemodelan
4. Penghentian pikiran
5. Restrukturisasi kognitif
6. Distraksi diversi
7. Afirmasi
8. Catatan harian
9. Menulis surat
10. Asesmen sistematis
11. Relabeling & reframing
12. Bermain peran emosi-rasional
13. Membuat jarak
14. Bibliokonseling
15. Pemberian tugas




KONSELING KOGMITIF PRILAKU
A. SIFAT DASAR MANUSIA
1. Pandangan awal: perilaku merupakan produk dari pengkondisian lingkungan
2. Pandangan baru: manusia bukan hanya dibentuk oleh tetapi juga membentuk (dapat memodifikasi) lingkungannya
B. PERKEMBANGAN GANGGUAN PRILAKU
1. Perilaku menyimpang (tidak adaptif) seperti halnya perilaku adaptif, merupakan hasil belajar atau pembelajaran
– anak senang merokok karena ia telah belajar/dibelajarkan untuk merokok
– Anak sering bertindak agresif karena ia telah belajar/dibelajarkan untuk bertindak agresif
2. Hasil belajar itu merupakan fungsi interaksi dari kekuatan2 individu dan kekuatan2 lingkungan dan hasil2 belajar sebelumnya (pengalaman) à melalui pengkondisian klasik, pengkondian operan, pemodelan à gangguan memiliki banyak sebab dan bersifat situasional-kontekstual
C. TUJUAN KONSELING
Membelajarkan klien untuk memperoleh keterampilan2 yang mencukupi guna memodifikasi kebiasaan2 atau pola-pola perilakunya yang tidak tepat menjadi tepat (adaptif, sesuai harapan lingkungan, self-promote) dan dapat terlepas dari berbagai bentuk kecemasan dan tekanan
D. PROSES KONSELING
• Konselor mengambil, peran aktif dan direktif namun tidak mengontrol klien à klien memiliki tg jawab peribadi untuk mengarahkan macam dan derajad perubahan yg diinginkannya
• Langkah-langkah konselor didasarkan pada prosedur ilmiah à ada tujuan jelas dan definitif, sistematis, ada teori & hipotesis, hasilnya dapat diramalkan, memungkinkan verifikasi
• Proses konseling melibatkan empat komponen berikut:
– Rasional (reviu masalah, pernyataan tujuan, dan gambaran strategi yg akan dilaksanakan)
– Pendidikan psikologis à agar klien tahu mengapa ia mengalami masalah
– Pemodelan perilaku sasaran/perilaku tujuan (target)
– Mempraktekkan perilaku sasaran (gladi perilaku)
– Memberikan tugas rumah à klien mempraktekkan perilaku sasaran dalam situasi kehidupan sehari2 yg dihadapinya
– Pembahasan tugas, umpan balik, tindak lanjut
E. TEHNIK KONSELING
1. Pengkondisian klasik
• Desensitisasi sistematis
• Pengkondisian aversif
• Latihan asertif
• Relaksasi, meditasi
2. Pengkondisian operan
• Penguatan dan hukuman
• Pembentukan (Shaping )
• Pengelolaan diri
• Kontrak
3. Kognitif
• Pemodelan
• Penghentian pikiran
• Restrukturisasi kognitif
• Suntikan stres


KONSELING REALITA

A. SIFAT DASAR MANUSIA
1. Manusia memiliki lima kebutuhan dasar:
a. Kebutuhan untuk hidup (survive)
b. Kebutuhan akan kebebasan (freedom)
c. Kebutuhan akan kekuasaan (power)
d. Kebutuhan akan kesenangan (fun)
e. Kebutuhan untuk mencintai, dicintai, dan memiliki
2. Manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya sesuai dg realita; dan mengambil tg jawab pribadi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
3. Manusia dpt menggunakan perasaannya untuk menimbang apakah perilakunya “good” atau “bad”

B. GANGGUAN PSIKOLOGIS
1. Perilaku yg bertentangan dg 3R: reality, responsibility, right & wrong
2. Hasil dari ketidakmampuan/kegagalan manusia memenuhi kebutuhan dasar
3. Manusia mengingkari realitas dunia sekelilingnya à menghindari konsekuensi logis dan tak menyenangkan dari perilakunya yg tak bertanggung jawab
4. Bertindak dalam cara2 yg tak bertanggung jawab à memuaskan kebutuhan sendiri dalam cara yg merugikan orang lain
5. Senang mengontrol perilaku orang lain à bisan kehabisan waktu dan energi krn harus melakukan apa yg tidak ingin mereka lakukan

C. SISTEM TEORI
• Menolak konsep sakit mental à orang beramasalah krn mengingkari tg jawab
• Menimbang perilaku dg 3R: reality, responsibility, right & wrong
– Reality: kesediaan untuk nenerima konsekuensi logis dari perilaku
– Responsibility: kesangupan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa merugikan orang lain
– Right & wrong: sesuatu yg diketahui melalui perasaan: perasaan merupakan indikator untuk menimbang apakah perilakunya baik dan benar à merasa nyaman, tenteram, senang à perilaku benar, baik.
• Memusatkan pada perilaku sekarang dan mengabaikan masa lampau
• Menolak transferen à konselor menangani klien pada basis person to person dan tidak membiarkan klien memposisikan konselor sebagai orang lain (o tua, guru, figur otorita)
• Menekankan pada kesadaran
• Proses konseling = proses pembelajaran (konselor sebagai pendidik), bukan proses penyembuhan
– Counseling is a matter of learning how to solve problems – teaching client to become their own counselors




D. PROSES KONSELING
1. Fokus: Mencegah problem sebelum ia terjadi
2. Praktik: mengikuti 8 tahapan:
a. Membangun hubungan baik dg klien (becoming involved, rapport building)
b. Membantu klien menggambarkan perilaku saat sekarang
c. Membantu klien menilai perilakunya sendiri, apakah perilakunya membantunya mencapai apa yg ia inginkan
d. Membantu klien menemukan kemungkinan2 alternatif perilaku potensial
e. Membantu klien memilih alternatif dan membuat komitmen
f. Konselor dan klien memeriksa hasil komitmen
g. Konselor meneraqpkan konsekuensi logis
h. Penerapan preserveransi (kesungguhan, ketekunan)


PROSES KONSELING




E. TEHNIK KONSELING
1. Be involved
2. Get a commitmen
3. Strukturing
4. Konfrontasi
5. Kontrak
6. Instruksi
7. Pertanyaan terampil
8. Menekanklan pada pilihan
9. Bermain peran
10. Dukunga (support)
11. Debat konstruktif
12. Humor
13. Self-disclosure





KONSELING PSIKOANALISA

A. Tokohnya : SIGMUND FREUD
B. SIFAT DASAR MANUSIA
 Deterministik
1. Dikendalikan oleh dorongan2 instinktual bawaan, irasional, dan tidak disadari:
A. Instink hidup (eros) à libido (nafsu seksual)
B. Instink mati (tanatos) à agresi
2. Dorongan2 instinktual harus dipenuhi à jika tidak à ketegangan à kecemasan
3. Pemenuhan/penolakan dorongan merupakan hasil organisasi dinamis antara 3 struktur kepribadian (id, ego, super ego) à konflik intrapsikis
4. Id, ego, & superego bekerja di dalam struktur kesadaran: kesadaran, ambang sadar, bawah sadar
5. Kepribadian manusia dewasa telah terbentuk pada usia 5-6 th pertama kehidupan
 Perilaku ß kepribadian
 Kepribadian ß hasil dari proses mental tak disadari/konflik intrapsikis
Konflik antara 3 struktur kepribadian: is, ego, super ego
 Ke 3 struktur kepribadian berada dalam 3 area tingkat kesadaran:
1. Kesadaran (apa yg sedang kita persepsi)
2. Ambang sadar (ingatan peristiwa masa lalu)
3. Tidak sadar/bawah sadar (imej yg tak diterima norma)


B. PERKEMBANGAN PRILAKU MENYIMPANG

1. Gejala perilaku menyimpang bervariasi menurut pemenuhan dorongan seksual pada tahapan perkembangan psikoseksual
2. Gangguan perilaku disebabkan oleh:
a. Fiksasi pada tahapan perkembangan
b. Frustrasi krn tak terpenuhinya dorongan
c. Penggunaan mekanisme pertahanan ego yg tidak tepat untuk menangani kecemasan dalam proses pemenuhan dorongan
d. Terlalu banyak dorongan yg tak terpenuhi dan ditekan ke alam bawah sadar (menjadi kompleks terdesak)

C. TUJUAN KONSELING
Tujuan final bukan untuk menghilangkan gejala, tetapi melakukan rekonstruksi total thd kepribadian dg cara membantu klien menyadari aspek2 yg tak disadari dg cara:
1. membawa materi2 bawah sadar ke kesadaran
2. Memperkuat fungsi ego sehingga individu dapat mengendalikan dorongan2 seksual dan agresif yg tak tepat
3. Mengintegrasikan kembali pengalaman2 masa lampau yg telah tertekan di alam bawah sadar ke dalam struktur kepribadian toatal

D. PROSES KONSELING
1. Konselor bertindak sebagai analis yang aktif
2. Mendorong klien berceritera ttg apa saja yg ada di benaknya, khususnya pengalaman2 masa kanak2
3. Mendorong transferen dg membiarkan klien memproyeksikan konflik2 tak terpecahkan, perasaan, dan pengalaman2 kepada analis

E. TUJUAM KONSELING
 TUJUAN KONSELING:
Ketidak sadaran kesadaran
 Motivasi diskusi, analisis,
 Perilaku instinktif interpretasi
 pengalaman/konflik2 masa lampau
 Pertahanan ego
 Resistansi

link antara past & present Insight


Full emotional growth Motivasi &
Perilaku sadar

SEHAT

F. METODE DAN TEHNIK UTAMA
1. Asosiasi bebas
Mendorong klien mengungkapkan apa saja yg ada di benaknya
2. Analisis impian
Menginterpretasikan makna terselubung dari impian2 klien
3. Analisis transferen
Menemukan motivasi klien ketika ia mulai merespons konselor sebagai (menggantikan) orang dekat dalam kehidupannya
4. Analisis resistansi
Mengungkap upaya tidak sadar klien ketika ia menolak bantuan dari konselor


KONSELING RASIONAL – EMOTIF

A. TOKOHNYA : Albert Ellis
B. SIFAT DASAR MANUSIA
1. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir rasional; namun, manusia pd dasarnya irasional yg senang menyalahkan diri
a. Bbrapa bentuk pikiran irasional bersifat biologis (bawaan) tetapi mayoritas berasal dari pola pengasuhan
b. 3 bentuk pikiran irasional: “saya harus sempurna” “orang lain harus sempurna” “lingkungan harus menjadin tempat yg sempurna”
2. Memiliki dorongan bawaan untuk mengaktualisasikan diri
3. Memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi dan menjaga dirinya agar tidak mengalami tekanan: dpt mengontrol pikiran, sikap, dan tindakan
4. Manusia memiliki pilihan: dapat mrancang hidup sesuai dengan arahan/keinginan sendiri
5. Baik buruknya orang ditentukan oleh caranya mempersepsi lingkungan dan menggunakan sistem keyakinan irasionalnya untuk merespon lingkungan
6. Secara natural, manusia dpt menolong dan mencintai jika mereka tdk berpikir secara irasional

C. PERKEMBANGAN GANGGUAN PRILAKU
1. Orang mengalami gangguan perilaku karena:
a. Tidak realistis, tidak menerima diri à mengejar kesempurnaan; atau menerima diri secara kondisional : “Jika saya gagl, maka saya orang tak berguna”
b. Menerapkan cara berpikir irasional
c. Tidak mendapatkan asuhan yg benar ketika masa kanak2 à gangguan = fungsi (kecenderungan bawaan x pikiran irasional x pengalaman)
2. Bentuk gangguan emosional:
a. Kegelisahan (discomfort anxiety) à kesulitan situasional
b. Kecemasan ego à muncul ketika merasa terancam

D. TUJUAN KONSELING
1. Membantu individu untuk memperoleh keterampilan untuk mengubah sistem keyakinan (pola pikir) irasional
2. Memfasilitasi klien mengembangkan filosofi hidup yang rasional

E. PROSES KONSELING
Secara umum, konsleinmg berjalan melalui tahap2 berikut:
1. Konselor membantu klien mengidentifikasi pola2 pikir irasional
2. Konselor mengajar klien ttg cara2 memodifikasi pikran irasional menjadi rasional
3. Konselor memfasilitasi klien untuk menerapkan cara2 berpikr rasional dalam situasi yg sebenarnya dalam kehidupan seharfi-hari
F. TEHNIK KONSELING
1. Menggunakan banyak teknik, berasal dari REBT sendiri dan dipinjam dari pendekatan lain
2. Salah satu yg utama adalah: menantang keyakinan irasional klien, melalui 4 bentuk:
a. Logical disputes
b. Emperical disputes
c. Functional disputes
d. Rational alternatif belief


KONSELING BERPUSAT PADA PRIBADI
A. TOKOHNYA : Carl Rogers
B. DAFINISI
1. Konseling berpusat pada pribadi – dikenal juga dg konseling berpusat pada klien, atau konseling non direktif, atau konseling Rogerian – merupakan suatu pendekatan konseling yg menekankan pada tanggung jawab proses perlakuan pada klien, dan konselor mengambil peran non direktif.
2. Dikembangkan oleh Carl Rogers – ahli spikologi USA – pada tahun 1930-an

C. SIFAT DASAR MANUSIA
1. Makhluk yg rasional, realistis, dapat dipercaya, mempu mengarahkan diri
2. Memiliki kecenderungan dasar untuk mengaktualisasikan diri
3. Emosi2 negatif dan anti sosial sebagai hasil dari impuls-impuls dasar yg tak tersalurkan
4. Jika diberi lingkungan yg tepat maka, manusia:
a. Mampu untuk mengekspresikian diri dan meneysuiakan diri dg lingkungan sosialnya
b. Mampu mengatur dan mengontrol perilakunya sendiri
c. Mampu menangani perasaan, pikiran, & perilakunya
d. Mengaktualisasikan diri
e. Dapat memilih apa yg baik untuk dirinya sendiri termasuk nilai2
D. PERKEMBANGAN GANGGUAN PRILAKU
1. Klien mengalami gangguan perilaku jika kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri mendapatkan hambatan dari lingkungan/lingkungan tidak menyajikan iklim yg kondusif bagi pertumbuhan klien
2. Klien terlalu sering mengingkarai atau membiaskan pengalaman/realitas untuk melindungi diri (konsep diri)
3. Klien merasa tidak dimengerti/diterima, tidak dihargai, dan dibohongi oleh lingkungannya

E. TEORI KONSELING
1. Teori dasar: fenomenologis
2. Perilaku klien dipengaruhi oleh persepsi subyektif (kerangka acuan internal) thd lingkungan
3. Persepsi2 membentuk konsep diri
4. Untuk dapat berkembang dengan sehat dan mengaktualisasikan diri, klien harus membentuk persepsi subyektif yg sama dengan realitas eksternal
5. Jika realitas tidak sesuai dengan konsep diri à konsep diri terancam à individu membuat peratahanan à pengingkaran & pembiasan realita
6. Konselor dapat membantu klien mengubah perilakunya, jika ia dapat menciptakan iklim yg aman/kondusif bagi pertumbuhan dg cara:
a. Mengkomunikasikan pemahaman yg empatik terhadap kerangvka acuan internal klien
b. Mengkomunikasikan penghargaan positif tanpa syarat kepada klien
c. Mengkomunikasikan ketulusan atau kesungguhan untukmenolong klien
F. PROSES KONSELING
Konselor rogerian yg efektif harus memiliki:
a. mengekspresikan keterbukaan
b. Memperlihatkan pemahaman yg empatik
c. Mengekspresikan kemandirian
d. Memperlihatkan spontanitas
e. Dapat Menerima klien apa adanya
f. Mengkomunikasikan respek pada klien
g. Mengembangkan hubungan yg akarb dan hangat dg klien

G. TUJUAN KONSELING
1. Meningkat self-esteem dan keterbukaan yg lebih besar terhadap pengalaman
Mempersempit jarak antara self-ideal dan self real, atau antara konsep diri ideal dan konsep diri riil
2. Mendorong pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri (aktualisasi diri)

H. TEHNIK KONSELING
1. Tidak menggunakan teknik khusus pengubahan perilaku
2. Mengandalkan pada kemampuan konselor untuk mengkomunikasikan:
a. Kongruensi (keaslian) à konselor dpt menjaga identitas dirinya dan menyatakan identitasnya itu kepad klien;
b. Penghargaan positif tanpa sarat (respek) à konselor menerima klien sebagai pribadi yg memiliki potensi untuk menjadi baik, rasional,dan mandiri;
c. Empati à dapat memahami perasaan, pikiran, dan tindakan klien (dapat memahami kerangka referensi internal/sudut pandang klien)
3. Sikap2 konselor tsb mrpk kondisi yg mencukupi untuk mendorong perubahan perilaku klien
4. Sikap-sikap tsb dikomunikasikan melalui:
Respon mendengarkan (mendengarkan dengan aktif) : klarifikasi, parafrase, refleksi, rangkuman


Share:

No comments:

Popular Posts

Recent Posts