ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh : AMAR FARUQ, S.Pd

Penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan juga dituntut untuk memenuhisejumlah asa bimbingan.
Menurut Tim penyusun buku Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (1994) bahwa Asas-asas bimbingan dan konseling meliputi :
1. Asas Kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasiaan merupakan kunci keberhasilan Bimbingan dan Konseling karena akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada pembimbing.
2. Asas Kesukarelaan, yaitu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berlangsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik maupun pembimbing.
3. Asas Keterbukaan, yaitu Bimbingan dan Konseling dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan maslah yang dihadapi kepada pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya.
4. Asas Kekinian, yaitu masalah yang ditangani oleh Bimbingan dan Konseling adalah masalah sekarang walaupun ada kaitanya dengan masalah yang lampau dan yang akan dating. Selain itu juga hendaknya pembimbing sesegerah mungkin menangani masalah peserta didik.
5. Asas Kemandirian, yaitu Bimbingan dan Konseling membantu agar peserta didik dapat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing atau orang lain.
6. Asas Kegiatan, yaitu Bimbingan dan Konseling harus dapat membantu membangkitkan peserta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
7. Asas Kedinamisan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baikdan mampu kearah pembaruan pada diri peserta didik.
8. Asas Keterpaduan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat memadukan aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan.
9. Asas Kenormatifan, yaitu usaha Bimbingan dan Konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adapt, norma hokum atau Negara, norma ilmu, dan norma kebiasan sehari-hari.
10. Norma Keahlian, yaitu Bimbingan dan Konseling adalah layanan professional sehingga perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.
11. Asas Ali Tangan,Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan pihak lain yang berwenang.
12. Asas Tutwuri Handayani, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan potensinya.

Sedang menurut Buku Pedoman Bimbingan dalam Kurikulum Menengah Kejuruan Buku IIID (1976) membagi Asas Bimbingan dan Konseling keddalam 2 (dua) bagian, yaitu : asas-asas yang berhubungan dengan Individu/Murid, dan asas-asas yang berhubungan dengan pekerjaan bimbingan.
1. Asas yang berhubungan dengan Individu/Peserta didik
a. Tiap individu mempunyai kebutuhan
Tiap peserta didik sebagai individu mempunyai berbagai macam kebutuhan, baik yang bersifat kejasmanian maupun kejiwaan. Sebagian besar tingkah laku peserta didik harus diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, memungkinkan timbul kekecewaan dan akibatnya membuka peluang munculnya berbagai macam tingkah laku yang merupakan maslah.
b. Ada perbedaan anatara individu-individu
Setiap peserta didik mempunyai cita-cita yang unik atau khas, baik fisik mapun psikisnya, sehingga di antara peserta didik itu selalu terdapat perbedaan. Adalah kewajiban bagi pendidik umumnya dan pembimbing khususnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individu itu dalam penyelenggaraan bimbingan.
c. Tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri
Selaras dengan asas perbedaan individual di antara peserta didik dan asas pokok demokrasi, maka tiap peserta didik ingin menjadi dirinya sendiri. Keinginan ini sesuai pula dengan ciri-ciri pribadi yang banyak didasari oleh pembawaan masing-masing.
d. Tiap peserta didik (individu) mempunyai dorongan untuk menjadi matang.
Dalam melaui tahap-tahap perkembangannya. Tiap peserta didik mempunyai dorongan yang kuat untuk menjadi matang, produktif, dan berdiri sendiri. Kemampuan yang dimaksud disini, terutama kematangan kejiwaan, pribadi dan social. Dalam memberikan layanan, petugas bimbingan mestilah mendasarkan pendekatan-pendekatan pada dorongan ini dan bukannya pada keinginan ataupun gagasan-gagasan atau ide-ide atau cita-cita khusus pembimbing sendiri.
e. Tiap Individu mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikan masalahnya.
Karena individu berada dalam lingkungan hidup yang semakin kompleks maka setiap peserta didik pasti mengalami maslah-masalah., maka bimbingan membantu peserta didik menghadapi masalah-masalahnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongan yang ada pada diri peserta didik yang bersangkutan.
2. Asas yang bberhubungan dengan pekerjaan Bimbingan
a. Pekerjaan bimbingan berlangsung dalam situasi hubungan antara pembimbing dan orang yang dibimbing.
Karena bimbingan berlangsung dalam situasi hubungan antara pembimbing dengan si terbimbing maka kunci keberhasilan bimbingan dan konseling itu terletak pada bagaimana hubungan itu diciptakan. Pada dasarnya situasi hubungan itu harus penuh pengertian, hangat, percaya mempercayai, tidak mengandung ancaman dan permisif.
b. Penyelenggaraan bimbingan dan konselingmemerlukan kerahasiaan.
Dalam usaha bimbingan dan konseling perlu tertanam rasa percaya mempercayai. Untuk itu pembimbing harus dapat menjaga kerahasiaan si terbimbing.
c. Pekerjaan bimbingan dan konseling disekolah memerlukan pendekatan bersama antara pembimbing dan staf sekolah yang lain
Karena pekerjaan bimbingan dan konseling merupakan usaha membantu pencapaian tujuan pendidikan, maka perlu adanya kerjasama pembimbing dengan pihak-pihak lain dalam lingkungansekolah, khususnya guru.
Share:

No comments:

Popular Posts

Recent Posts