Pengertian Bimbingan dan Konseling

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh : AMAR FARUQ, S.Pd

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) menyatakan, guidance may be defined as that part of the total educational program that helps provide the personal opportunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea. Bimbingan konseling berasal dari istilah guidance and counseling, kedua istilah ini mempunyai tekanan pengertian yang berbeda, walaupun keduanya merupakan suatu bentuk bantuan. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance, sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan. Namun untuk sampai pada arti yang sebenarnya, bahwa tidak semua bantuan itu bimbingan. Menurut year book of education dalam surya (1988:31) bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan potensinya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social. Strang dalam van hoose dan pietrofesa (ed.) (1970:270) bahwa bimbingan adalah suatu proses bukan hasil akhir. Belajar bagaimana memecahkan problem lebih penting daripada pemecahan problem tertentu. Bimbingan adalah proses belajar. Menurut cow & Crow (1960:4) bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.
Konseling berasal dari bahasa asing yang berarti penyuluhan. Menurut surya (1988:49) konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam bimbingan.
Konseling besifat pribadi, hubungan langsung secara tatap mka antara dua orang yang seorang sebagai konselor yang dalam hubungan ini mempunyai kewenangan khusus dalam suatu situasi belajar bagi konseli (klien) yaitu seseorang yang masih termasuk normal, dia dibantu untuk mengetahui dirinya, keadaan sekarang maupun yang akan datang, sehingga ia dapat menggunakan sifat-sifat dan potensinya dengan sesuatu akan datang, sehingga ia dapat menggunakan sifat-sifat dan potensinya dengan sesuatu cara, akhirnya dapat menyenangkan dan memuaskan dirinya dan lingkungannya, dan lebih jauh dapat belajar bagaimana memecahkan problem-problem yang akan datang dan dapat menemukan kebutuhannya (Tolbert, 1959:3). Konseling sebagai suatu proses antar pribadi, di mana satu orang yang satu dibantu oleh lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya (Mortensen dan Schmuller, 1976:301). Konseling sebagai suatu hubungan profesional antara seorang konselor telatih dengan klien. Selanjutnya dikatakan bahwa hubungan ini biasanya bersifat individual, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang yang dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang berarti dan memadai bagi dirinya (Jones, 1970:96). Konseling adalah proses dimana konselor membantu klien dengan membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya (Glenn E. Smith dalam Shertzer and Stone, 1971:18). Konseling merupakan usaha untuk menimbulkan perubahan tingkah laku secara sukarela pada diri klien. Niat merubah tingkah laku berada dalam diri klien dan klien minta bantuan kepada konselor.

Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, dikutip dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling tahun 1994 bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan ( Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan diei sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan itu yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan alam sekitar, serta "lingkungan yang lebih luas". Diharapkan menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan diri sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan.

Menurut Tim penyusun Buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling(2004) bahwa Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan professional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, seduai dengan perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Sedangkan menurut Tim penyusun buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2002) memberikan batasan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (Sehingga dari pengertian tim ini dapat disimpulkan hal-hal berikut : 1). Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan, 2). Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan secara perorangan maupun kelompok, 3). Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu peserta didik untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, 4). Ada 4 bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi; sosial; belajar; dan karir, 5). Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung, 6). Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku
Share:

No comments:

Popular Posts

Recent Posts